Tinjauan ‘Pacific Rim Uprising’: bukan tindakan raksasa yang harus dilakukan

Tinjauan ‘Pacific Rim Uprising’: bukan tindakan raksasa yang harus dilakukan

“Pacific Rim Uprising,” sekuel film aksi sci-fi 2013, menelusuri jejak kaki asli yang terlalu besar - dengan beberapa cara.

Di satu sisi, ini adalah permainan yang sangat menyenangkan bagi orang banyak yang dipenuhi makhluk raksasa yang mengamuk dan mesin super raksasa yang digunakan oleh manusia untuk melawan mereka.

Di sisi lain, sutradara Steven S. DeKnight mengulang kecintaan film pertama karena bersandar pada backstory yang tidak perlu padat.

Para eksekutif studio jelas-jelas didorong oleh konsep langsung robot-robot yang sangat besar yang dikemudikan manusia, alias Jaegers, dibandingkan monster-monster yang lebih besar.

Ulasan 'Tomb Raider': Lara Croft kembali terasa seperti sisa-sisa makanan

Jadi, apa dengan semua eksposisi ekstra?

Kali ini, John Boyega naik ke kokpit sebagai Jake Pentecost, putra pemimpin ketat Idra Elba dari para pilot Jaeger, yang mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan dunia yang terakhir kali.

“Saya bukan ayah saya,” Jake

memperingatkan sejak dini. Dan itu benar. Boyega tidak membawa gravitas ayahnya di layar.

Tinjauan ‘Penerimaan’: drama keragaman Lincoln Center tidak memiliki shading

Kemudian lagi, dia tidak membutuhkannya. Boyega adalah bagian terbaik dari film sebagai scammer berubah pahlawan enggan yang berjuang dalam bayangan ayahnya yang terkenal. Aktor muda Inggris ini mengelola giliran yang lebih dari Solo daripada karakter "Star Wars" -nya. Boyega juga merupakan upgrade besar dari sosok gila Charlie Hunnam, yang berperan sebagai pahlawan film terakhir.

Kelebihan lainnya adalah Cailee Spaeny, yang memegang sendiri sebagai pemulung muda yang terdaftar dalam pertempuran berisiko tinggi. Namun karakter pendukung lainnya merasa seperti suku cadang. Scott Eastwood membawa rahang yang kuat langsung dari casting pusat, tetapi memiliki sedikit untuk dikunyah, sementara Charlie Day kembali sebagai ilmuwan kisi-kisi yang seharusnya dimakan oleh makhluk kaiju lama.

DeKnight menunjukkan ia dapat mengujicoba urutan pertarungan CGI serta pendahulunya, Guillermo Del Toro (“The Shape of Water”). Film-film ini bisa menyenangkan setelah musuh-musuh kolosal mulai bergulat.

Mereka bahkan lebih asyik dengan sedikit penjelasan dan lebih banyak ledakan. Film tentang robot monster-fighting besar tidak perlu terlalu banyak rekayasa.